Keinginan mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) H Syaukani HR untuk berziarah ke makam kedua orangtuanya, yakni Alm. Hasan Rais dan Alm Hj Jauhariah, akhirnya kesampaian juga, Senin (13/09) beberapa waktu lalu.
Syaukani tiba di makam orangtuanya sekitar pukul 13.00 WITA dengan menggunakan Ambulans RSUD AM Parikesit Tenggarong. Keluarga Syaukani mulai dari istri, saudara, anak, menantu, cucu dan kerabat lainnya turut mendampingi ke pemakaman yang berada di kuburan muslimin Kelambu Kuning itu.
Di makam, Syaukani yang kini tak dapat melihat itu duduk di atas kursi roda. Bersama keluarganya, Syaukani ikut membacakan surat Yaasin dan berdoa. Air mata mantan orang nomor satu di Kukar ini pun menetes. Beberapa kali Syaukani mengucap permohonan maaf kepada almarhum sang ibunda.
Seluruh anggota keluarga besar Syaukani yang turut mendampingi, termasuk putrinya yakni Bupati Kukar Rita Widyasari, ikut larut dalam suasana haru melihat hal tersebut.
Keinginan untuk berziarah itu sebenarnya telah lama disampaikan Syaukani semenjak dirinya masih sakit dan ketika telah pulih dari koma beberapa bulan silam.
Kesempatan untuk berziarah kemudian diperoleh Syaukani ketika mendapat izin selama 14 hari dari Menteri Hukum dan HAM untuk menjalani perawatan di Tenggarong pada akhir April lalu. Namun keinginan itu masih tertunda lantaran kondisi fisik Syaukani yang belum memungkinkan hingga Syaukani harus kembali ke Jakarta.
Setelah Kaning begitu Syaukani akrab disapa mendapat grasi atau pengampunan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Syaukani akhirnya kembali ke Tenggarong pada 29 Agustus lalu.
Keinginan kuat untuk berziarah kembali diutarakan Syaukani kepada salah seorang keponakannya, Ria Handayani, pada Minggu (12/09) malam lalu.
Ria lalu menyampaikan keinginan Syaukani itu kepada Silvi Agustina, putri sulung Syaukani.
"Setelah dirembugkan dengan pihak keluarga dan dokter, akhirnya beliau diperbolehkan untuk dibawa ke makam," ujar Ria.
Menurut Ria, ada perkembangan menggembirakan setelah Syaukani berziarah. "Beliau tampak bahagia dan tersenyum. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda baik bagi kesembuhan beliau," imbuhnya.
Usai ziarah, lanjut Ria, Syaukani kemudian dibawa ke rumah alm ibundanya yang berada di Jalan Danau Jempang. "Beliau tampak senang ketika dibawa masuk ke kamar nenek. Meski beliau tak dapat melihat dengan jelas, tapi beliau dapat merasakan tengah berada di kamar nenek," katanya.
Sementara ditambahkan salah seorang kerabat Syaukani, Teguh Aviantara, ziarah ke makam dan kunjungan ke rumah ibundanya itu diharapkan dapat memulihkan ingatan Syaukani yang terganggu setelah mengalami koma.
"Ini merupakan bentuk terapi memori untuk memulihkan ingatan beliau," pungkasnya.kkc
Syaukani tiba di makam orangtuanya sekitar pukul 13.00 WITA dengan menggunakan Ambulans RSUD AM Parikesit Tenggarong. Keluarga Syaukani mulai dari istri, saudara, anak, menantu, cucu dan kerabat lainnya turut mendampingi ke pemakaman yang berada di kuburan muslimin Kelambu Kuning itu.
Di makam, Syaukani yang kini tak dapat melihat itu duduk di atas kursi roda. Bersama keluarganya, Syaukani ikut membacakan surat Yaasin dan berdoa. Air mata mantan orang nomor satu di Kukar ini pun menetes. Beberapa kali Syaukani mengucap permohonan maaf kepada almarhum sang ibunda.
Seluruh anggota keluarga besar Syaukani yang turut mendampingi, termasuk putrinya yakni Bupati Kukar Rita Widyasari, ikut larut dalam suasana haru melihat hal tersebut.
Keinginan untuk berziarah itu sebenarnya telah lama disampaikan Syaukani semenjak dirinya masih sakit dan ketika telah pulih dari koma beberapa bulan silam.
Kesempatan untuk berziarah kemudian diperoleh Syaukani ketika mendapat izin selama 14 hari dari Menteri Hukum dan HAM untuk menjalani perawatan di Tenggarong pada akhir April lalu. Namun keinginan itu masih tertunda lantaran kondisi fisik Syaukani yang belum memungkinkan hingga Syaukani harus kembali ke Jakarta.
Setelah Kaning begitu Syaukani akrab disapa mendapat grasi atau pengampunan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Syaukani akhirnya kembali ke Tenggarong pada 29 Agustus lalu.
Keinginan kuat untuk berziarah kembali diutarakan Syaukani kepada salah seorang keponakannya, Ria Handayani, pada Minggu (12/09) malam lalu.
Ria lalu menyampaikan keinginan Syaukani itu kepada Silvi Agustina, putri sulung Syaukani.
"Setelah dirembugkan dengan pihak keluarga dan dokter, akhirnya beliau diperbolehkan untuk dibawa ke makam," ujar Ria.
Menurut Ria, ada perkembangan menggembirakan setelah Syaukani berziarah. "Beliau tampak bahagia dan tersenyum. Mudah-mudahan ini menjadi pertanda baik bagi kesembuhan beliau," imbuhnya.
Usai ziarah, lanjut Ria, Syaukani kemudian dibawa ke rumah alm ibundanya yang berada di Jalan Danau Jempang. "Beliau tampak senang ketika dibawa masuk ke kamar nenek. Meski beliau tak dapat melihat dengan jelas, tapi beliau dapat merasakan tengah berada di kamar nenek," katanya.
Sementara ditambahkan salah seorang kerabat Syaukani, Teguh Aviantara, ziarah ke makam dan kunjungan ke rumah ibundanya itu diharapkan dapat memulihkan ingatan Syaukani yang terganggu setelah mengalami koma.
"Ini merupakan bentuk terapi memori untuk memulihkan ingatan beliau," pungkasnya.kkc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar