Rabu, 26 Mei 2010

Sejahterakan Kaum Guru di Kukar

SOSOK seorang guru dimata Rita Widyasari, Bupati yang baru saja terpilih pada Pilkada Kukar 1 Mei lalu, merupakan orang yang paling berjasa sepanjang dalam penjalanan karirnya.
Bahkan profesi guru merupakan profesi yang paling dia hormati dan banggakan. Apalagi mengingat ayahandanya H Syaukani HR yang juga mantan Bupati Kukar dulunya adalah seorang guru.
“Karena jasa guru saya bisa menjadi Ketua DPRD, dan betapa besarnya jasa seorang guru tersebut, jadi tidak mungkin saya melupakan jasa guru” ungkap Rita ketika bertemu dengan pengurus PGRI di Kecamatan Marangkayu beberapa waktu lalu.
Menurut Rita, dahulu semua orang menilai bahwa guru adalah sumbernya berita, tetapi sekarang guru adalah sumbernya derita. Karena apa? Lantaran belum sejahteranya profesi seorang guru, terlebih yang mengabdi jauh dipedesaan.
“Mungkin karena kurangnya fasilitas serta rendahnya gaji seorang guru yang belum bisa menunjang ekonomi keluarga sehingga banyak guru belum sejahtera, maka profesi guru dibilang sumbernya derita,”ujar Rita Widyasari.
Rita mengaku prihatin dengan dunia pendidikan di kabupaten ini, terutama nasib para guru yang masih dibawah standar sejahtera.
“Guru merupakan ujung tombak majunya pendidikan. Apa bila kehidupan ekonomi guru bisa membuat keluarganya sejahtera maka otomatis kemajuan pendidikan pun bisa dicapai,”jelasnya yang pernah mendirikan lembaga pendidikan Bahasa Inggris, Ketopong College ini.
Bagaimana mungkin seorang pendidik bisa menyampaikan pendidikan bila pikirannya dibayang-bayangi oleh persoalan ekonomi dalam rumah tangga. Faktanya masih ada guru yang berprofesi ganda. Ini membuktikan kalau gaji yang di peroleh seorang guru dengan mengajar masih rendah dan belum bisa memenuhi kehidupan ekonomi keluarga.
Bila kebutuhan para guru ini terpenuhi, Rita merasa yakin di Kukar ini akan lebih banyak lagi lahir generasi-generasi yang cerdas dan berkualitas yang mampu menjadi penerus pembangunan di Kukar mendatang.
“Insya Allah nantinya para guru di Kukar akan diberikan sebuah rumah dengan cara subsidi tanah dari pemerintah. Sedangkan angsuran akan dipotong gaji tiap bulan, ini adalah salah satunya cita-cita saya ingin mensejahterakan seorang guru,” ungkap Rita yang langsung mendapat respon positif para pengurus PGRI Marang Kayu.
Putri kedua H Syaukani HR ini juga ingin sekali di Kukar lahir generasi muda yang cerdas dan bisa menjadi pemimpin masa depan, bahkan dirinya akan melanjutkan program-program Pak Syaukani di bidang pendidikan yang masih belum terealisasi. Salah satunya program pemberian bea siswa bagi guru untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Agar ilmu yang didapat kelak bisa diberikan pada generasi berikutnya.
“Saya sangat mendukung dan sepakat sekali dengan adanya program bea siswa tersebut, karena apabila gurunya maju maka Insya Allah akan lahir SDM-SDM yang cerdas di Kukar ini,”tegas Rita.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar